2020, Pemerintah Matikan Jaringan 2G

STMIK Indonesia Jakarta - Kehadiran smartphone 4G yang semakin murah dan perkembangan broadband yang semakin merata semakin memantapkan pemerintah untuk mematikan jaringan 2G. Rencana tersebut diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara.

Usai menghadiri acara peluncuran BNVLabs, Rudiantara memperkirakan pada 2020, jaringan 2G akan mati. Meskipun demikian, ia mengaku bahwa pemerintah tidak akan bertindak dengan gegabah dalam menjalankan rencana ini

“Intinya harus bertahap. Pada 2019, Palapa Ring selesai menjangkau seluruh kabupaten di Indonesia dan smartphone 4G akan semakin murah. Paling lama 2020,” ujar menteri yang kerap disapa Chief RA tersebut.  

Rudiantara mengungkapkan bahwa ada sekira 30% dari 170 juta pengguna ponsel di Indonesia yang masih menggunakan ponsel 2G. Dengan jumlah sebanyak itu, tentunya pemerintah tidak bisa terburu-buru dalam mengeksekusi rencana kontroversial ini. 

Namun, ia mengaku optimis bahwa masyarakat secara perlahan akan meninggalkan 2G. Untuk itu, ia bersama seluruh jajarannya akan berusaha keras menciptakan ekosistem 4G yang merata di seluruh tanah air. 

“Kalau ekosistem 4G sudah merata di Indonesia, masyarakat tidak akan merasa berat untuk pindah jaringan,” ucapnya. 

Penutupan Jaringan 2G Berdampak Positif pada Perekonomian Indonesia

Menurut pengamat teknologi informasi Heru Sutadi “Pemerintah jangan berpikir untung rugi, tetapi bagaimana membuat industri lebih efisien. Sebab, gadget 2G kan tidak ada TKDN-nya. Jadi kalau distop dan ganti 4G, akan memberikan sumbangan ekonomi dalam negeri yang besar,” terangnya.

Sebagai informasi, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) adalah aturan yang mengatur presentase komponen lokal dalam sebuah barang. Dalam hal ini, barang yang dimaksud adalah ponsel. Aturan tersebut biasa diaplikasi dalam ponsel berbasis 4G.

Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa teknologi 2G dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia yang mulai “haus” akan data.

“Sekarang operator pakai 3 teknologi, 2G, 3G dan 4G. Sangat tidak efisien. 2 teknologi cukup. Apalagi 5G akan hadir di 2020,” ucapnya.

Lebih Dekat dengan 2G, Jaringan Legendaris yang Mulai Dilupakan

Jika Anda perhatikan, perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sudah semakin pesat. Dimulai pada 1970, saat generasi pertama (1G) pertama kali muncul, hingga kabar mengenai 5G yang kian terdengar di tahun ini.

Dari sekian banyak generasi teknologi telekomunikasi yang bermunculan, 2G menjadi salah satu yang legendaris. Sebab, generasi inilah yang hingga kini masih melakukan tugasnya untuk memeratakan komunikasi di masyarakat.

Dari berbagai literatur yang dikumpulkan , teknologi 2G hadir untuk menggantikan sistem analog Advanced Mobile Phone System di generasi pertama. Jaringan 2G lahir di awal 1990-an melalui operator Radiolinja dari Finlandia.

Kehadiran 2G juga turut membawa teknologi Global System for Mobile Communications (GSM). GSM menggunakan modulasi digital untuk meningkatkan kualitas suara tetapi jaringan ini menawarkan layanan data yang terbatas.

Dengan banyaknya permintaan dari konsumen pada saat itu, operator 2G terus meningkatkan kualitas transmisi dan jangkauan. Operator 2G juga mulai menawarkan layanan tambahan, seperti paging, fax, pesan teks dan pesan suara. Layanan data yang terbatas di bawah 2G termasuk WAP, HSCSD dan MLS.

Di Indonesia sendiri, teknologi 2G hadir di 1993. Kala itu Menristek BJ Habibie memutuskan untuk menggunakan teknologi GSM pada sistem telekomunikasi digital Indonesia. Pada saat itu dibangun 3 BTS.

Di 1996, jaringan GSM mulai familiar di kalangan masyarakat. Sebab, PT Excelcomindo Pratama (sekarang XL Axiata) yang berbasis GSM muncul sebagai operator seluler nasional ketiga. Pada awal kemunculannya, layanan pesan singkat menjadi fenomena tersendiri di masyarakat.

Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan telekomunikasi sudah semakin pesat. Secara perlahan, teknologi 2G dianggap tidak dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Meskipun demikian, masyarakat di luar Pulau Jawa masih banyak yang mengandalkan layanan 2G.

Sumber : Okezone

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *